CS1 :
CS2 :
Berita Terbaru:

Erosi, DAS Luk Ulo Kritis

Minggu, 15 Januari 2012

KEBUMEN - Daerah Aliran Sungai (DAS) Luk Ulo sudah dalam kondisi kritis. Selain mengikis lahan pertanian, erosi di DAS tersebut menerjang pemukiman warga baik di hulu hingga hilir sungai.

Pemetaan erosi di DAS Luk Ulo pernah dilakukan oleh Puguh Dwi Raharjo dan Saifudin peneliti Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pemetaan dilakukan tahun 2008 di DAS Luk Ulo hulu yang meliputi sub DAS Loning, Maetan, Medono, Lokidang, Cacaban, Gebang dan Welaran.
Dengan kajian menggunakan data penginderaan jauh dan sistem informasi geografi, diketahui tingkat erosi sangat berat di DAS Luk Ulo hulu sekitar 1399.518 hektare dan erosi berat sekitar 1564.231 hektare. Hal ini menunjukkan, sebagian wilayah dalam DAS Luk Ulo hulu sudah mempunyai tingkatan erosi kritis.

Daerah dengan tingkat erosi sangat berat terdapat di sekitar Desa Wadasmalang, Langse, Wonotirto, Kalibening, Pesangkalan, Kebutuhjurang, Seboro, Pagedangan, Gunungjati, Kebondalem, Duren, Lebakwangi dan Kedunggong. Sedangkan tingkat erosi berat paling banyak ditemukan di Desa Giritirto, Pesangkalan, dan tersebar merata pada DAS dengan luasan yang kecil.

Tingginya tingkat erosi di DAS Luk Ulo terlihat dari sedimen-sedimen yang dihasilkan. Proses terkikisnya dan terangkutnya tanah oleh media alami yang berupa air memberikan sedimentasi yang tinggi pada sungai dan terendapkan membentuk poin bar-poin bar.

Mendominasi DAS

Erosi ini dapat mempengaruhi produktivitas lahan yang biasanya mendominasi DAS bagian hulu dan dapat memberikan dampak negatif pada DAS bagian hilir yakni sekitar muara sungai yang berupa hasil sedimen.
Secara administrasi, DAS Luk Ulo berada di tiga kabupaten. Yakni Kebumen, Banjarnegara, dan Wonosobo. DAS Luk Ulo mempunyai anak-anak sungai antara lain Kali Kating, Sentol, Kedungbener, Gebang, Cacaban,  Mondo, Cangkring, Loning dan Maetan dengan luas 675,53245 km2. Adapun yang masuk wilayah Kebumen seluas 572,84365 km2.

Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (Forum-DAS) Kebumen M Sudjangi membenarkan kondisi itu. Kerusakan DAS Luk Ulo dipicu oleh perubahan tata guna lahan akibat naiknya tingkat kebutuhan hidup manusia serta lemahnya penegakan hukum. Perubahan bentuk lahan berpengaruh terhadap kondisi tanah, tata air (hidrologi), potensi bahan tambang, potensi bencana seperti banjir, erosi, dan longsor lahan, dan vegetasi.
Share this Article on :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Ayo Ke Kebumen Januari 2012 | Design by Santo Zaq | Published by Ayo Ke Kebumen | Powered by Blogger.com.